11.11.18

Bagaimana Sebuah Kisah Menginspirasi

Bagaimana Sebuah Kisah Menginspirasi



Achmanto Mendatu


Sebuah buku berjudul “Chicken Soup for the Soul!”

Anda pasti pernah membaca atau sekurang—kurangnya pernah mendengar judul buku itu. Itulah salah satu serial buku yang paling legendaris di era modern ini. Barangkali kepopulerannya hanya kalah dari buku fenomenal karya JK Rowling, yakni “Harry Potter si Penyihir.” Namun jika Harry Potter menceritakan sebuah kisah yang ditata begitu apik, maka dalam “Chicken Soup for the Soul” ada banyak kisah yang juga ditata dengan apik. Keduanya menghibur banyak orang. Jutaan orang di seluruh dunia membacanya dan selalu menantikan edisi berikutnya. Keduanya juga diterjemahkan ke berbagai bahasa. Tapi ada yang sangat berbeda di antara keduanya: kehidupan yang diinspirasikannya.

Harry Potter boleh menjadi serial buku yang paling laris sepanjang sejarah perbukuan dunia (Kelarisannya hanya kalah dari Kitab Suci. Itu pun karena Kitab Suci telah dijual selama ribuan tahun lamanya). Akan tetapi, “Chicken Soup for the Soul” memiliki satu hal yang tidak dimiliki Harry Potter, sehingga membuatnya menjadi serial buku yang jauh lebih berharga dibanding Harry Potter karya JK Rowling itu, yakni inspirasi yang ditimbulkannya. Membaca Harry Potter hanya membuat pembacanya mengembara ke dunia sihir yang memabukkan dan mengasyikkan. Tapi para pembaca “Chicken Soup for the Soul” mendapatkan lebih dari itu: mereka mendapatkan inspirasi. Dari ratusan kisah-kisah yang merupakan kompilasi kisah-kisah yang dialami orang dari berbagai belahan dunia itu, mereka memperoleh contoh hidup tentang bagaimana kita seharusnya menjalani kehidupan. Kita menjadi tahu apa yang telah dan belum kita lakukan. Kita menjadi tahu bagaimana kita seharusnya memperbaiki kehidupan yang kita jalani. Kisah-kisah dalam buku itu membuat malu, sedih, tersentak, terperanjat dan mencucurkan air mata. Lantas, jutaan orang berkata, “Aku akan berubah.” Itulah yang terjadi: hidup banyak orang berubah menjadi lebih bermakna.

Saat ini serial “Chicken Soup for the Soul” yang digalang oleh Jack Canfield dan Mark Hansen masih terus diterbitkan. Popularitasnya telah menurun, meskipun demikian pengaruhnya tentu saja abadi bagi pembacanya. Dan buku itu menceritakan sebuah simpulan yang luar biasa, “bahwa sebuah kisah bisa menginspirasi dan mengubah hidup banyak orang.”

Pengaruh kisah-kisah dalam kehidupan memang fundamental. Jauh sebelum “Chicken Soup for the Soul” terbit, miliaran orang telah terinspirasi kisah-kisah orang besar. Kaum Budhist terinspirasi oleh kisah Budha yang meninggalkan kenikmatan dunia demi kebahagiaan yang abadi. Kaum Kristiani terinspirasi kisah Yesus Kristus yang dengan kasihnya berupaya menyembuhkan dunia. Kaum Yahudi diinspirasi oleh kisah Musa. Dan yang yang tak kurang hebatnya adalah kaum Muslim. Di manapun kaum muslim berada, mereka memuja Muhammad sang Nabi sebagai acuan. Seluruh kisahnya diteladani sedemikian rupa, hingga ke kehidupannya yang paling remeh temeh. Diceritakan bagaimana sang Nabi makan, minum, bekerja hingga berdoa. Bahkan diikuti bagaimana Sang Nabi menjadwalkan waktu untuk bercinta, dan perlakuannya kepada istri-istrinya.

Tapi “Chicken Soup for the Soul” menceritakan kisah-kisah orang kecil, orang-orang di sekitar kita, atau malah menceritakan tentang diri kita sendiri. Yang juga penting, “Chicken Soup for the Soul” menceritakan situasi di waktu yang kita alami sekarang. Kisah-kisahnya menjadi terasa begitu dekat, mengena, dan tentu saja lebih menohok jiwa kita. Membaca kisah-kisahnya seolah-olah seperti sedang mengembara ke kehidupan kita sendiri sehingga lebih membuat emosi kita nyata.


MENGAPA ORANG TERTARIK DENGAN SEBUAH KISAH

Manusia belajar dengan cara meniru. Seorang anak akan meniru ibu bapanya dalam berbagai hal. Itu sebabnya akan mudah ditemui kemiripan antara seorang anak dengan ayah atau ibunya. Tidak hanya meniru mereka, seorang anak juga meniru semua orang yang ada di sekitar mereka. Mereka meniru saudara-saudara mereka, orang-orang yang mereka temui, film yang mereka tonton, dan kisah yang diceritakan pada mereka. Boleh di bilang mereka akan meniru apa saja. Semua hal yang ada dan ditangkap oleh panca indera bisa mereka tiru habis-habisan. Itulah yang telah terjadi pada kita. Kita adalah manusia peniru.

Pernah dengar cerita Mowgli si anak serigala? Mowgli adalah anak manusia yang sejak bayi dipelihara oleh serigala di dalam hutan. Setelah besar, dia tertangkap oleh penduduk desa. Meskipun manusia, perilakunya benar-benar mirip serigala. Alih-alih berjalan dengan kedua kakinya, Mowgli berlari dan berjalan dengan kaki dan tangannya meniru para serigala. Dia juga sama sekali tidak bisa berbicara. Yang mampu dilakukannya adalah menggeram dan melolong seperti serigala meskipun parau. Ketika melawan, dia tidak memukul tapi mencakar. Pendek kata, perilakunya benar-benar mirip serigala para pengasuhnya. Pada akhirnya Mowgli berusaha diajari seperti manusia lainnya oleh orang-orang desa. Akan tetapi naas, mungkin karena syok dan karena perilaku serigala-nya telah sedemikian mendarah daging, pengubahan perilaku itu berakibat fatal. Mowgli meninggal.

Kisah Mowgli adalah kisah nyata yang menyentak dunia. Serangkaian film, baik film biasa maupun animasi, pernah dibuat dan didedikasikan untuk mengenangnya. Dan ternyata kisah Mowgli bukanlah kisah satu-satunya. Banyak kisah lain yang serupa. Pada umumnya mereka dipelihara oleh serigala.

Apa yang dipelajari dari kisah Mowgli dan kisah-kisah lain yang serupa adalah bahwa manusia tumbuh dan berkembang melalui peniruan. Jika lingkungannya manusia, maka seorang bayi akan tumbuh dengan meniru apa yang ada di lingkungan manusia tersebut. Dia akan berperilaku seperti manusia lainnya di lingkungannya. Jika lingkungannya serigala, seperti yang dialami Mowgli, seorang bayi pun akan tumbuh berkembang seperti serigala. Dia akan berperilaku seperti laiknya serigala, meski dengan keterbatasan tertentu karena secara fisik tetap seorang anak manusia yang jauh berbeda dengan serigala. Lebih penting dari semuanya, kisah Mowgli menunjukkan fakta bahwa di dalam diri manusia telah ada dorongan alamiah sejak lahir yang membuat manusia menjadi peniru. Dengan kata lain, meniru adalah insting. Konrad Lorentz, seorang peneliti utama di bidang insting, menyebutnya sebagai salah satu insting utama manusia. Tanpa insting itu, manusia tidak akan mampu menjadi seperti manusia lainnya. Kabar baiknya, manusia adalah makhluk peniru yang cerdas. Kita tidak pernah cuma hanya meniru buta, tapi memikirkannya dan mengembangkan apa yang kita tiru dari pendahulu-pendahulu kita. Itu sebabnya umat manusia terus mengembangkan peradaban yang tiada henti-hentinya.

Insting meniru manusia menyebabkannya tertarik dengan segala hal yang relevan dengan dirinya. Kisah-kisah yang mungkin bisa ditiru (dan apa yang tidak bisa) pun menjadi salah satu perhatian utama umat manusia. Tidak mengherankan jika gosip menjadi menu harian semua orang di seluruh dunia. Sebab, dari sebuah gosip kita bisa tahu apa yang bisa ditiru, sebaliknya tahu apa yang harus dihindari. Dengan kata lain, gosip memuaskan insting dasariah kita. Jadi jangan heran jika di seluruh penjuru dunia, sejak dulu kala hingga saat ini, selalu ada para selebritis yang menjadi bahan gosip. Pada masanya selebritis itu adalah penguasa. Lalu kini ditambah dengan para penghibur: artis, aktor, penyanyi, pesulap, dan sebagainya. Ini menjelaskan mengapa acara-acara gosip tidak pernah sepi penonton. Dan setiap acara kumpul-kumpul tidak pernah luput dari bergosip.

Jadi, insting yang telah menyebabkan kita tertarik dengan kisah-kisah. Kita ingin tahu apa yang bisa kita tiru dan apa yang kita harus hindari. Hanya dengan begitu, kita terus mengembangkan kemampuan kita untuk terus bertahan hidup dalam kehidupan ini. Jika kita tidak mampu meniru, maka kita akan terlindas jaman. Kita akan kalah.

Sebuah kisah, entah itu berupa gosip atau bukan, juga menghubungkan kita dengan manusia lainnya. Kita menjadi merasa sebagai satu spesies, merasa sebagai sesama jika kita tahu kisah-kisah yang dialami mereka. Bukankah kita merasa ikut bersedih atas bencana tsunami yang menimpa masyarakat Nias dan Aceh? Kita bisa bersedih karena kita mendapatkan kisah tentang mereka melalui media. Tanpa adanya kisah yang diceritakan, kita tidak akan merasa sedih meskipun penderitaan mereka sangat luar biasa. Sebab kita tidak tahu.

Selain sebagai penghubung, kisah-kisah juga menunjukkan kepada kita di mana posisi kita di antara manusia lainnya. Kita menjadi tahu apa yang telah kita lakukan dan apa yang belum kita lakukan. Sebuah gosip tentang tetangga yang berselingkuh misalnya, membuat kita tahu bahwa hubungan cinta yang kita alami masih lebih baik jika kita memang tidak berselingkuh. Tapi di saat yang sama kita juga tahu bahwa kita bisa mengalami masalah yang sama. Kisah tetangga mengajarkan kita untuk lebih baik dalam menjaga cinta yang kita miliki. Namun bisa juga kita salah jalan, mendengar kisah tetangga yang selingkuh, kita justru semakin ketakutan kehilangan pasangan yang berimbas pada tindakan-tindakan berlebihan untuk mencegah pasangan pergi. Alih-alih menghindari perpisahan, yang terjadi justru yang ditakutkan: pasangan meninggalkan kita karena si dia jengah dengan perilaku kita, marah, dan bosan.

Jadi, sebuah kisah hanyalah sebuah kisah. Bagaimana memaknainya tergantung pada si penglihat kisah itu. Ada kisah yang sangat menggugah, namun ada yang tidak berarti apa-apa. Bahkan ada juga yang menimbulkan kebencian. Setiap kisah memiliki arti bagi yang mengetahuinya, namun hanya kisah yang menggugah hati yang akan menginspirasi kehidupan. Kisah-kisah seperti itulah yang akan terus dikenang.

Pengaruh sebuah kisah yang inspirasional bisa sangat jauh di luar batas-batas wilayah. Kisah perjuangan hidup seorang anak di pelosok pedesaan Cina bisa bergaung dan mengubah hidup banyak orang di seluruh belahan dunia. Kisah seorang cacat yang berjuang dalam olimpiade bisa mengubah mereka yang cacat dan yang bukan. Begitu sebuah kisah dituturkan, kita tidak pernah tahu bagaimana dampaknya bagi kehidupan banyak orang.


MENGAPA SEBUAH KISAH BISA MENGUBAH HIDUP

Tahukah Anda dengan paradok katak? Ketika katak dimasukkan ke dalam sebuah panci terbuka yang diisi air, dan secara perlahan airnya dipanaskan, maka sang katak tidak akan pernah melompat keluar dari dalam panci. Perlahan-lahan si katak akan terebus air yang mendidih. Akan tetapi jika air di dalam panci telah mendidih dan katak dimasukkan ke dalamnya, maka katak akan langsung melompat keluar. Dia tidak akan menjadi katak rebus.

Familiar dengan perilaku katak? Begitu jugalah perilaku kita. Ketika sebuah bahaya pelan-pelan datangnya dalam hidup kita, maka biasanya kita tidak menyadarinya. Kita biarkan diri kita untuk semakin jauh memasuki bahaya sampai kita sulit diselamatkan. Namun jika ada sebuah bahaya yang datang tiba-tiba, maka kita menjadi jauh lebih waspada dan bersiap mengatasinya. Bahaya rokok adalah contoh terbaik. Kita tahu bahwa merokok berbahaya. Tapi karena efeknya sedikit demi sedikit, maka kita terus menerus membiarkan paru-paru kita semakin hancur tanpa kita sadari. Kita selalu berkilah bahwa kita masih sehat. Tahu-tahu, paru-paru sudah rusak dan kita harus mengucapkan selamat tinggal pada dunia.

Dalam kehidupan, kita sering tidak menyadari kesalahan-kesalahan yang kita lakukan sampai kesalahan-kesalahan itu telah sedemikian berbahaya. Kita terus menerus memperlakukan pasangan kita dengan tidak benar, sampai kita tersadar ketika pasangan kita pergi meninggalkan kita. Kita terus menerus berbuat tidak adil pada orang-orang sekitar kita, sampai kita menjadi sendirian tanpa teman yang mau memberikan pertolongan saat kita membutuhkannya. Kita terus menerus mengabaikan perhatian orang-orang terdekat kita, sampai kita telah kehilangan mereka. Kitalah sang katak. Terkadang, kita butuh air mendidih yang harus disiramkan agar kita terkejut dan membuat perubahan mendadak.

Pada dasarnya kehidupan tidak pernah berjalan lurus. Perkembangan dan kemajuan tidak pernah seperti perjalanan kereta api yang melaju kencang ke depan dengan kecepatan tetap. Kemajuan lebih seperti perjalanan naik bus kota, yang bisa tiba-tiba mendadak berhenti, mendadak melaju ke depan sehingga kita terhempas di kursi, melesat lalu pelan dan berhenti, kemudian tiba-tiba gas ditarik kembali dan langsung melesat cepat. Kecepatannya selalu berubah-ubah.

Kapan saatnya kita tiba-tiba melesat? Itulah saat ketika sebuah inspirasi datang, dan kemudian mengubah hidup kita. Dengan inspirasi itu, kita bisa dengan cepat mengubah berbagai hal yang memperkaya kehidupan kita. Di sinilah kisah-kisah yang menginspirasi mengambil peranan dalam kehidupan manusia. Kisah-kisah itu melecut kemajuan kehidupan kita: seperti ketika seorang penjahat yang insaf total setelah membaca berita derita seorang anak yang berjuang melawan kemiskinan, seperti ketika seorang pemimpin yang hanya tahu memeras bawahan tiba-tiba menjadi sangat peduli dengan karyawannya setelah menonton film tentang perbudakan, seperti saat seorang anak memutuskan untuk meminta maaf pada ibunya karena telah membencinya usai menyaksikan seorang ibu yang dimarahi oleh anaknya, dan seterusnya, dan seterusnya.

Kisah-kisah inspirasi berfungsi seperti air panas yang menyiram tubuh kita. Alhasil karena tersengat panas, kita akan terkejut dan melompat. Siraman-siraman air panas itulah yang sesungguhnya telah memberi makna buat kehidupan kita. Itu kenapa kita akan belajar jauh lebih banyak dari kegagalan-kegagalan yang kita alami, karena kegagalan adalah air panas untuk hidup kita. Kita menjadi terkejut dengan kegagalan karena kita tak siap dengan itu. Lantas kita pun terlecut ke depan. Mereka-mereka yang berhasil adalah mereka-mereka yang pernah gagal, tapi mereka tidak menyerah. Mereka yang selalu sukses biasanya tidak akan pernah benar-benar sesukses mereka yang pernah gagal. Maklum, mereka yang selalu sukses tidak pernah tersiram air panas yang membuat mereka membuat lompatan-lompatan besar dalam hidup mereka. Faktanya, semua orang yang sukses pasti pernah tersiram air panas dalam hidupnya.

Air panas dalam kehidupan kita sangat beragam. Bagi sebagian orang air panas itu adalah kegagalan, dipecat, bangkrut, terlilit utang, rugi besar dan semacamnya. Bagi yang lain air panas itu ditinggalkan pasangan, dibenci tetangga, tidak ada yang menolong ketika membutuhkan, anak kecelakaan, anak cacat, yang terkasih meninggal, diri mengalami kelumpuhan, dan sebagainya, termasuk mengetahui kisah-kisah orang lain yang tersiram air panas itu. Semuanya adalah kisah-kisah yang bisa menginspirasi kehidupan dan melecut kekayaan kehidupan kita semua.

(Tulisan 2010)